Perhatian Islam Terhadap Ilmu
Sahabat-sahabat......Alhamdulillah kita dipertemukan oleh Alloh dalam Forum Kajian Islam atau biasa juga disebut Majelis Ta'lim tempat dim ana kita menambah ilmu, khususnya mengenai "Islam". Bisa juga disebut sebagai Majelis Dzikir dimana kita saling mengingatkan untuk senantiasa ingat Alloh. Atau sering pula dinamakan "Liqo" yang artinya pertemuan, bahkan ada yang menyebut Liqo'ul Ahbab (pertemuan para kekasih). Pertemuan semacam ini adalah pertemuan yang sangat penting dan sangat berharga dalam hidup kita seorang muslim. Walau dihadiri beberapa orang namun Insya Alloh lebih mulia daripada pertemuan yang dihadiri oleh ribuan orang dalam acara yang hura-hura dan sia-sia apalagi nista.
Ikhwani fii dien.... Islam sangat memperhatikan keilmuan, selalu menyeru dan memotivasi penekunan ilmu pengetahuan, mengajak umatnya untuk menuntut, mempelajari, mengamalkan, dan sekaligus mengajarkan ilmu. Islam menjelaskan keutamaan menuntut ilmu dun etikanya serta menegur orang yang tidak memperdulikannya. Islam juga sangat menghormati dan menghargai ahlul ‘ilmi dan menganjurkan umatnya untuk dekat dengan mereka.
Perintah Agama
Allah menciptakan manusia dalam keadaan vakum dari ilmu. Lalu Alloh memberinya perangkat ilmu guna menggali ilmu dan belajar. Alloh memerintah kita untuk menuntut ilmu.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS.16:78)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. 96:1-5).
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”. (QS.7:179)
Saudara-saudaraku menuntut ilmu adalah perintah dalam agama, "Menuntut ilmu diwajibkan atas setiap muslim" (HR Ibnu Majah).Jadi saat ini kita menjalankan kewajiban yang Alloh perintahkan kepada kita. Ikhwan fillah sebagai manusia kita membutuhkan ilmu untuk menggapai kebahagian dan memperoleh keindahan hidup, di dunia maupun akhirat.
Sahabat-sahabatku… Kita ketahui bersama bahwa manusia itu mempunyai nafsu yang senantiasa menyeru pada keburukan dan memiliki hati yang mudah berbolak-balik serta manusia itu gudangnya salah dan lupa, sehingga pertemuan semacam ini (majelias ta’lim) betul-betul rnerupakan kebutuhan kita sebagai manusia untuk menjaga dari kelalaian dan senantiasa mengingatkan pada rel kebenaran.
Keutamaan Ilmu dan Orang-orang yang Berilmu
Al-Quran adalah kitab yang terbesar yang mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, memuji kedudukan orang-orang yang diberi ilmu. Beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu:
1. Ilmu adalah Warisan para Nabi warisan yang lebih mulia dan berharga dari segala warisan.
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى النُّجُوْمِ. اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، وَاْلأَنْبِيَاءُ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاًرا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. (الترمذي).
“Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
2. Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah mati, bahkan pahalanya terus mengalir.
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ؛ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ.
“Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, atau ilmu yang dia amalkan atau anak shalih yang mendoakannya.”
3.Dengan Ilmu akan memperoleh kemudahan-kemudahan.,
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. 39:9)
Sebanyak apapun ilmu tak menyusahkan pemiliknya untuk menyimpan, tak perlu gedung yang tinggi dan besar untuk meletakkannya. Cukup disimpan dalam dada dan kepalanya, bahkan ilmu itu yang akan menjaga pemiliknya sehingga memberi rasa nyaman dan aman, lain halnya dengan harta yang semakin bertumpuk, semakin susah pula untuk mencari tempat menyimpannya, belum lagi harus menjaganya dengan susah payah bahkan bisa menggelisahkan pemiliknya.
4. Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas kebenaran dan keesaan Allah.
Adakah yang lebih tinggi dari tingkatan ini? “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran: 18).
5. Para ulama (Ahli ilmu syari’at), termasuk golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan supaya orang mentaatinya, (tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan RasulNya).
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu.” (An-Nisa: 59).
6. Menuntut ilmu adalah Jihad fii Sabilillah. Tinta ulama sebanding dengan darah Syuhada’.,
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS. 9:122.
7. Pemilik ilmu banyak memberikan manfaat pada diri, orang lain dan lingkungan sekitar.
“Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami (pandai) dalam dien Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah, maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang tidak (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus”. (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Dimudahkan jalan menuju surga
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim).
9. Ilmu merupakan pertanda kebaikan seorang hamba.
Tidaklah akan menjadi baik melainkan orang yang berilmu, sekalipun bukan jaminan mutlak orang yang (mengaku) berilmu mesti baik.
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ.
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan dia (masalah) dien.” (HR. Bukhari).
10. Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia bertaqwa kepada Alloh, dan tahu bagaimana beribadah kepada Allah serta bermuamalah dengan para hamba Allah.
“......Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” QS.35:28.
11. Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya, mampu mengambil pelajaran dan memberi pelajaran.
Ingat kisah seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa. Dia bunuh seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke-100 karena jawaban bodoh dari si ahli ibadah yang menjawab bahwa sudah tak ada lagi pintu taubat bagi pembunuh nyawa manusia. Akhirnya dia datang kepada seorang ‘alim, dan disana ia ditunjukkan jalan taubat, maka diapun mendapatkan penerangan bagi jalan hidupnya.
12. Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu (orang alim) di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di akhirat akan Allah angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu yang telah diamalkan dan didakwahkannya.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS.58:11)
LIQO’ TARBIYAH : MAJELIS ILMU, MAJELIS IMAN
Sahabat-sahabatku.. suatu ketika . Ibnu Rawahah menarik tangan Abu Darda' ra seraya mengatakan, "Akhi. ta'ala nu'minu saa'ah: (saudaraku, mari sejenak kita beriman). Ibnu Rawahah mengajak sahabatnya Abu Darda , unluk duduk, bertafakur, berdzikir, saling menasehati, berdiskusi tentang kebaikan, mengenali jalan-jalan taubat, menganjurkan infaq, berpuasa, salat malam, dan laih-Iain kebajikan.
Sahabatku .. Kita memang sangat memerlukan adanya majelis atau forum yang dapat menambah ilmu. mengasah kepekaan jiwa dan memperbaharui iman. Oahulu,... para ulama dan salfus sholih mempunyai majelis tertentu untuk meningkatkan iman. Kholifah Umar bin Abdul Aziz meminta salah seorang ulama, Abu Bakr bin Amr bin Hazm ra. Untuk duduk memberi ta'lim bagi diri dan rakyatnya.
Ya, untuk meningkatkan kefahaman, untuk menambah keimanan, untuk melembutkan hati, untuk menjadikan jiwa sensifitif terhadap kebaikan dan keburukan, kita memerlukan komunitas. Kita membutuhkan sebuah majelis. Kita memerlukan sebuah lingkungan kecil yang dihadiri oleh saudara seiman yang dapat membasahi kekeringan jiwa dan membersihkan hati.
Saudaraku... Bersyukurlah bila kita telah menemukan dan memiliki majelis-majelis iman seperti ini. Pertahankan dan pelihara baik-baik. Bila kita kehilangan majelis semacam ini. carilah dimanapun adanya, karena dalam hidup ini kita memang mutlak membutuhkannya. Itulah terminal peristirahatan paling baik dan paling melapangkan jiwa dalam menghadapi kepenatan jiwa, kegalauan hati, dan kelelahan pikiran mengarungi bahtera kehidupan dunia yang amat luas ini
"Saudara-saudaraku (dalam majlis dzikir) lebih aku cintai daripada keluarga dan anak-anakku," kata imam Hasan AI Basri, beliau melanjutkan .Keluargaku mengingatkanku dengan dunia, sedangkan saudara-saudaraku mengingatkanku akan akhirat." (Ihya Ulumuddin. Al-Ghazali) .
Semakin.sering kita melakukan perjumpaan dan bertemu dengan majelis-majelis seperti ini, semoga semakin bertambah kadar keimanan kita. Jadikanlah pertemuan-pertemuan seperti ini pertemuan yang dibutuhkan, pertemuan yang dinanti-nantikan, pertemuan yang dlrindukan.
Umar bin Khottob sangat menghargai kenikmatan ini dengan mengatakan, “Tidak ada kenikmatan yang Alloh berikan setelah Islam, selain saudara-saudara yang sholih. Maka, jika salah seorang kalian merasakan kecintaan dan saudaranya, peganglah kuat-kuat persaudaraan dengannya".
Malik bin Dinar menglstilahkan nikmat majelis dan pertemuan orang-orang sholih dengan istilah ruhud dunia. la mengatakan ruhud dunia inl ada tiga : bertemu dengan saudara seiman, sholat tahajjud dengan membaca AI-Our'an, dan rurnah kosong yang di dalamnya dibacakan dzikir kepada Alloh"
Majelis keimanan ini Insya Alloh merupakan pertemuan para kekasih AlIoh dan yang akan melahirkan pertemanan karena cinta di jalan Alloh. Persahabatan yang diikat oleh kecintaan berjuang di jalan Alloh, selanjutnya akan mendapatkan balasan cinta Alloh SWT. Amiin I!!
……………………………………………………..…………..
Beberapa adab penting dalam mencari ilmu :
(Hikmah kisah nabi Musa as dalam menuntut ilmu kepada Nabi Khidir dalam QS 18:66-70)
a) Diniatkan karena Allah.
b) Semangat dalam mencari ilmu walaupun harus menghadapi kesulitan dan tantangan.
c) Bersikap baik terhadapr guru, memuliakan dan menghormatinya
d) Sabar terhadap guru
e) Tidak pernah kenyang mencari ilmu
……………………………………………………..…………..
‘§>bÉ —Ί÷TÎ’ ãÏ=ùJV$ (QS. 20:114 ) :DOA
"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
“Yaa Alloh..aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amal yang diterima”(HR Ahmad, Nasai)
“Yaa Alloh aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat,hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah puas dan do’a yang tidak didengar” (HR Ahmad, Muslim)
1 komentar:
Partisipasi dan amal jariyah dalam perluasan dan pembangunan masjidil
haram dan masjid Nabawi
1. Niat Ibadah ( dari Allah,Karena Allah dan untuk Allah)
2. Membawa beberapa batu kerikil kecil yang Haq dari tanah air
3. Point no 2 dapat dibawa sendiri/ dititipkan kepada Jamaah yang akan
berangkat Umroh dan Haji
4. Batu kerikil diletakkan diarea yg sedang dibangun/di Cor semen
5. Atau dititipkan kepada pekerja pembangunan agar diletakkan ditempat
tersebut
6. Mudah-mudahan Allah Ridho dengan apa yang kita kerjakan
* Umumnya waqaf qur'an
* Tidak ada kotak amal di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
* Mungkin Batu kerikil tidak berarti untuk sebagian orang,akan tetapi
jika diletakkan di kedua Masjid tersebut,paling tidak batu kerikil ini
akan menjadi bagian terkecil dari bangunan tersebut.
* Moment Perluasan dan Pembangunan Masjidil haram dan Masjid Nabawi
Posting Komentar