Pages

Jumat, 10 Juni 2011

Study Makna Dzikir dalam Kepribadian Muslim (Perspektif surat Al-Ahzab Ayat 41-42)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
             Tentu setiap orang mendabakan ketenangan hati dan pikiran, tidak ada konflik batin dan pikiran tidak ada konflik batin dalam hidupnya, bisa tetap tegar, kuat, sabar, tawakal, dan tetap dapat tersenyum walaupun sedang dihimpit berbagai macam persoalan hidup yang berat dan berada dalam berbagai ketidak- mungkinan.

Rabu, 18 Mei 2011

Bandingkan Pembelajaran konvensional dengan Pembelajaran Hypnoteaching

BAB I
PENDAHULAUN
I. Latar Belakang
Dunia pendidikan kita sekarang membutuhkan perhatian khusus agar tetap sesuai dengan tujuan pendidikan. Salah satu faktor yang penting adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh para pengajar. Seorang pengajar dituntut untuk menguasai metode-metode pembelajaran yang ada untuk dapat membawa peserta didikanya menghasilakn output yang maksimal.

POLA PENDIDIKAN ISLAM PERIODE DINASTI UMAYYAH

A. Pendahuluan

Selama kurang lebih 91 tahun dinasti umayyah berkuasa, pendidikan Islam mulai tumbuh dan berkembang seiring dengan perluasan wilayah kekuasaan umat Islam yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi politik pada saat itu. Perkembangan ilmu pengetahuan bukan hanya terbatas pada bidang keagamaan saja tetapi dalam bidang teknologi dan militer serta administrasi pemerintahan juga banyak yang telah direformasi.

Rabu, 11 Mei 2011

Manfaat Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari


           Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa menghindar dari berhubungan dengan orang lain. Dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain, manusia tunduk kepada sistem komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal. Sebagai makhluk psikologis manusia bukan hanya memotret yang tampak, tetapi juga mempersepsi yang tampak dengan perangkat kejiwaannya sehingga performance seseorang tidak hanya difahami dari yang nampak, tetapi juga dari yang di duga berada dibalik yang tampak. Orang kebanyakan, memang suka menempatkan penampilan luar sebagai ukuran, tetapi bagi orang yang terpelajar dan beradab, yang paling utama dari kualitas manusia adalah kredibilitas akhlaknya, kredibilitas moralnya, dan ukuran itulah yang diperhitungkan dalam transaksi sosial. Kredibilitas akhlak yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi kekuatan yang sangat kuat dalam bernegosiasi dengan orang lain dalam berbagai urusan.

AKHLAK DALAM PANDANGAN ISLAM



Islam didefinisikan sebagai agama yang diturunkan Allah SWT kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, untuk mengatur hubungan manusia dengan Khaliq-nya, dirinya, dan dengan sesamanya. Hubungan manusia dengan Khaliq-nya mencakup urusan aqidah dan ibadah. Hubungan manusia dengan dirinya mencakup akhlak, makanan/minuman dan pakaian. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya mencakup mu'amalat dan uqubat/sanksi

Selasa, 10 Mei 2011

Filsafat Pendidikan dan Implikasinya


Pendahuluan
            Filsafat adalah berfikir radikal. Berfikir radikal adalah berfikir hingga ke “radik”, akar. Jadi berfikir filsafati dalam pendidikan adalah berfikir mengakar/menuju akar atau intisari pendidikan. Pertanyan filsafati biasanya berkisar pada tiga hal; ontologis, epistomologis dan aksiologis. Pertanyaan ontologis adalah pertanyaan yang menggugat identitas; sebetulnya pendidikan itu apa ?. Sedangkan pertanyaan epistemologis adalah pertanyaan yang menggugat cara; bagaimana suatu pendidikan yang “apa”-nya sudah diketahui, dijalankan ? Dan yang ketiga (ontologis) adalah pertanyaan yang menggugat tujuan; untuk apa suatu pendidikan itu digelar ?

Membedakan Ragam Bahasa Lisan dengan Bahasa Tulis



            Dalam pembagian ragam bahasa dikenal adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan digunakan dalam komunikasi lisan, sedangkan ragam bahasa tulis digunakan dalam komunikasi tulis. Antara kedua ragam tersebut tentu ada perbedaan. Apakah bedanya?
            Penggunaan bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis itu berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis, sedangkan bahasa lisan merupakan rangkaian kalimat yang ditranskrip dari rekaman bahasa lisan. Bahasa tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, makalah, dan sebagainya, sedangkan wacana lisan misalnya percakapan, ceramah (spontan), dan siaran langsung di radio atau tv.

Bahasa Lisan dan Tulisan


Ini pertentangan yang sering terjadi. Ketika beralih ke dalam bahasa tulisan, kebanyakan kita ternyata hanya sekadar memindahkan tuturan-tuturan kita ke dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, kita sekadar mentranskrip tuturan kita.
Sekadar contoh, kebanyakan kita akan mengucapkan kuatir daripada khawatir. Ketika kita menulis, kita cenderung menuliskan kuatir daripada khawatir. Contoh lain, kita juga suka kata merubah daripada mengubah, suatu salah kaprah yang berawal dari kekeliruan proses morfologi. Kita juga sering menulis kotbah daripada khotbah. Atau ijin untuk izin. Dan masih banyak daftar yang bisa ditambahkan
Sebagai penulis, entah itu penulis surat, penulis kartu pos, penulis surat elektronik alias e-mail, maupun penulis blog, hal ini penting kita ketahui. Tentunya bukan sekadar menikmati alam kebebasan berekspresi saja. Bukan tidak mungkin bila suatu saat pemahaman akan hal ini akan membantu kita.

Persamaan dan perbedaan Penerjemahan Tulis dan Lisan


1.      Aspek Persyaratan Keahlian dan Kesulitan yang dihadapi.
Aspek berikutnya yang akan kita bahas berkaitan dengan keahlian penerjemah. Sependapat dengan Jean Mallot, Gile (1991:4) mengemukakan paling tidak ada empat persyaratan pengetahuan dan keterampilan teknis sebagai keahlian penerjemah (translation expertise) yang harus dimiliki penerjemah dan pengalih bahasa. Antara lain: (a) pengalih bahasa dan penerjemah harus memiliki pengetahuan bsa pasif yang baik dari bahasa yang mereka kerjakan, (b) pengalih bahasa dan penerjemah harus memiliki penguasaan Bsa yang baik, (c) pengalih bahasa dan penerjemah harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang teks atau pembicaraan yang diterjemahkan, dan (d) penerjemah (tulis & lisan) harus tahu bagaimana cara menterjemahkan. Dari persyaratan di atas kita melihat bahwa terdapat persamaan untuk menjadi penerjemah tulis dan lisan.

Jelang Roma vs AC Milan MILAN

Milan tidak mau menunggu lebih lama lagi untuk menjadi juara musim ini. Giornata ke-36 kali ini memang sudah ditargetkan sang pelatih, Massimiliano Allegri, menjadi giornata di mana mereka dipastikan diri menjadi juara.
Gelandang AC Milan, Mathieu Flamini, yakin klubnya akan berpesta di stadion Olimpico yang merupakan kandang AS Roma, Minggu (8/5) dinihari WIB, untuk merayakan titel scudetto mereka.

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN


PENDAHULUAN
Para ahli sejarah sepakat bahwa masuknya islam ke Indonesia dimulai pada abad ke-7 Masehi, dan yang membawa agama islam itu sendiri adalah para pedagang dari Gujarat dan dan para mubaligh/da'i dari Arab sejalan dengan lajunya penyiaran Islam yang sudah mencapai daerah Asia seperti Tiongkok, India, Persi, dan Malabar. Daerah Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam Adalah Aceh, Sumatera Barat, dan jawa tengah.
Setelah posisi Islam cukup kuat terutama di kalangan para pedgang dan orang-orang pedalaman maupun pesisirnya, maka kaum Muslimin mempunyai tempat yang terhormat dan dakwah Islam punbertambah pesat. Kemudian berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, seperti di Aceh, Cirebon, Banjar, Maluku, dan lainnya. Untuk mempercepat dan memudahkan proses Islamisasi di Indonesia para mubaligh menempuh saluran dan jalur dakwah diantaranya dengan mendirikan pondok pesantren yang menggembleng kader-kader sebagai generasi penerus dan penyebar islam di daerahnya masing-masing.

PERBEDAAN KTSP DENGAN KBK


Banyak kalangan, termasuk aparat Depdiknas dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat statement bahwa Kurikulum 2004 (atau KBK) tidak terlalu jauh berbeda dengan Kurikulum 2006 yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan baru ditetapkan pemberlakuannya oleh Mendiknas melalui Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006. Saya tidak tahu, apakah penyataan mereka itu dimaksudkan untuk “menghibur guru” agar tidak resah menghadapi perubahan kurikulum ini. Mengingat Kurikulum 2004 ini masih dalam taraf ujicoba yang lebih luas sejak tahun pembelajaran 2004/2005 dan belum semua sekolah sudah menerapkan secara utuh Kurikulum 2004. Namun apa daya, kini sudah dimunculkan kurikulum baru, Kurikulum 2006. Sehingga muncullah statement yang “menghibur” tersebut.

Tingkatan dalam Pramuka


Pendidikan dalam Gerakan Kepramukaan disesuaikan dengan umur, psikologi, fisik dan kemampuan tiap individu. Jadi apabila umurnya sudah melamoui batas tertinggi dari suatu golongan usia harus pindah ke golongan usia lainnya. Sistem Pendidikan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk peserta didik dan untuk dewasa. Lebih jelasnya sebagai berikut :
Untuk peserta didik
Sistem pendidikan untuk tahapan ini diatur melalui Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) serta Pramuka Garuda. Dengan sistem ini peserta didik dibawa setingkat demi setingkat menuju tujuan Gerakan Pramuka.
Pramuka Siaga, untuk usia 7 – 10 tahun atau tingkat SD. Untuk SKU terdiri dari :
1. Siaga Mula
2. Siaga bantu
3. Siaga Tata

Sejarah Peramuka

PENDAHULUAN Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.

Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia


Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2005
TENTANG
GURU DAN DOSEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang
 :
a.




b.



c.


d.
bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;
bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf a sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu dibentuk Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.

Mengingat
 :
 1.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu dibentuk Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.


 2.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


1.Bidang DIKBUD KBRI Tokyo
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial;

Dasar-Dasar Pendidikan


Istilah Pendidikan / Paedagogiek berasal dari bahasa Yunani Pedagogues, dan Latin Paedagogus. Artinya pemuda yang bertugas mengantar anak ke sekolah, serta menjaga anak tersebut agar ia bertingkah laku / berprilaku susila dan disiplin. Sekolah/scole secara bahasa berarti waktu luang.

Inovasi Pendidikan dan Upaya Percepatan Pembangunan Bangsa

PENDAHULUAN

Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi, bahkan para filosof berpendapat  bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang abadi kecuali perubahan. Tampaknya perubahan ini merupakan sesuatu yang harus terjadi tetapi tidak jarang dihindari oleh manusia. Semua perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi mempertahankan struktur suatu kurikulum tanpa perubahan akan membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan kurikulum dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak dapat mengejar kemajuan yang diperoleh melalui perubahan. Dengan demikian, inovasi selalu dibutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang mempengaruhi kelancaran proses pendidikan. Rosenblum & Louis (1981 : 1) mengemukakan alasan perlunya inovasi dalam pendidikan :

DEMOKRASI PENDIDIKAN

  1. A. Pengertian Demokrasi Pendidikan
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Demokrasi pendidikan di era otonomi daerah

Pendahuluan
Pendidikan dalam perspektif demokrasi adalah sebuah komponen yang vital. Dalam membangun demokrasi, tak pelak proses pendidikan yang menjadikan warga negara yang merdeka, berpikir kritis dan sangat familiar dalam praktik-praktik demokrasi. Sejarah mencatat, intelektual-intelektual bangsa yang berpendidikan barat lah yang memegang peranan penting sebagai penggagas ghirah kebangsaan dan sekaligus sebagai founding fathers berdirinya republik ini.Namun tak kurang pula, pendidikan yang telah dikenyam pemimpin bangsa, ketika berubah menjadi suatu rejim yang otoriter maka pendidikan yang diberikan oleh pemerintah (baca: penguasa) menuntut penerimaan masyarakat secara paksa (passive acceptance). Masa otonomi daerah ditandai dengan implementasi UU No.22 tahun 1999 yang direvisi dan diganti dengan UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam kedua UU inilah perspektif demokratisasi pendidikan memiliki fondasi dasarnya sebelum diterbitkan peraturan-peraturan (PP) maupun Peraturan daerah (Perda) yang mengatur lebih lanjut tentang pendidikan ini, selain UU Sisdiknas itu sendiri.

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI


Pengertian demokrasi
Secar etimologis, demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti  pemerintahan atau kratein yang berarti memerintah. Demokrasi dapat diterjemahkan sebagai “ Rakyat berkuasa “. Dengan kata lain demokrasi adalah pemerintahan yang dijalan kan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung ( melalui perwakilan ). Dengan demikian dalam suatu Negara yang menganut  sistem pemerinthan demokrasi, kekuasaan tertinggi nyaada ditangan rakyat sebagaimana pengertian demokrasi yang diucapkan oleh Abraham Lincoln “the goverment from the people, by the people and for the people “ ( suatu pemerinthan dari rakyat, oleh rakyat untuk rakya)

APLIKASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN SMP KELAS VII


A. Batasan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pembelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Depdiknas , 2004). Kurikulum 2004 yang merupakan perubahan dari kurikulum sebelumnya, karena kurikulum 1994 dinilai sudah tidak relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, selanjutnya dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Isi KBK lebih mengedepankan kompetensi peserta didik agar setelah lulus dari pendidikan dasar, peserta didik memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjut-nya atau terjun ke dunia kerja.
Dalam rangka pelaksanaan KBK ini, Dirjen Dikdasmen menerbitkan Buku Pedoman Pengembangan Silabus sebagai acuan dan untuk membantu sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan untuk mengembangkan silabus dan sistem penilaian. Setiap silabus mata mata pelajaran mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator (rumusan tujuan pembelajaran), materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber bahan pelajaran. Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam suatu mata pelajaran, sedangkan kompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh siswa (Depdiknas, 2004).

Senin, 09 Mei 2011

Ikhlas dan Niat


Allah berfirman :
( Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan ) Huud : 15-16

Senin, 25 April 2011

ABBAD BIN BISYIR


SELALU DISERTAI CAHAYA  ALLAH

Ketika Mush'ah bin Umeir tiba di Madinah-sebagai utusan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam untuk mengajarkan seluk beluk Agama kepada orang-orang Anshar yang telah bai'at kepada Nabi dan membimbing mereka melakukan shalat, maka'Abbad bin Bisyir radhiallahu anhu adalah seorang budiman yang telah dibukakan Allah hatinya untuk menerima kebaikan. la datang menghadiri majlis Mush'ab dan mendengarkan da'wahnya, lain diulurkan tangannya mengangkat bai'at memeluk Islam. Dan semenjak saat itu mulailah ia menempati kedudukan utama di antara orang-olang Anshar yang diridlai oleh Allah serta mereka ridla kepada Allah ....
Kemudian Nabi pindah ke Madinah, setelah lebih dulu orang-orang Mu'min dari.Eulekah tiba di sana. Dan mulailah terjadi peperangan-peperangan dalam mempertahankan diri dari serangan-serangan kafir Quraisy dan sekutunya yang tak henti-hentinya memburu Nabi dan ummat Islam. Kekuatan pembawa cahaya dan kebaikan bertarung dengan kekuatan gelap dan kejahatan. Dan pada setiap peperangan itu 'Abbad bin Bisyir berada di barisan terdepan, berjihad di jalan Allah dengan gagah berani dan mati-matian dengan cara yang amat mengagumkan ....
Dan mungkin peristiwa yang kita paparkan di bawah ini dapat mengungkapkan sekelumit dari kepahlawanan tokoh Mu'min ini....
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam  dan Kaum Muslimin selesai menghadapi perang Dzatur Riqa', mereka sampai di suatu tempat dan bermalam di sana, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam :memilih beberapa orang shahabatnya untuk berkawal secara bergiliran. Di antara mereka terpiiih 'Ammar bin Yasir dan 'Abbad bin Bisyir yang berada pada satu kelompok.

Bahaya Syirik Dan Keutamaan Tauhid


Khutbah pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنْ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Ibadallah ! Saya wasiatkan kepada Anda sekalian dan juga kepada saya untuk selalu bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada. Dan janganlah kita mati melainkan dalam Islam.

Anak Shalih Adalah Aset Orang Tua



Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ تَعَالَى مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَةً ضِعَافًا. (النساء: 9).
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ. وَأَحْيِنَا اَللَّهُمَّ عَلَى سُنَّتِهِ وَأَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ. وَبَعْدُ؛
Jamaah jama'ah rahimakumullah
Anak adalah buah hati bagi kedua orang tuanya yang sangat disayangi dan dicintainya.

Akibat Memakan Harta Riba



إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Kaum muslimin seiman dan seaqidah
Tepatnya ketika Allah Subhannahu wa Ta'ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula Allah Ta'ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. Di antaranya Rasulullah n melihat adanya beberapa orang yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian Allah Ta’ala tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Fir’aun yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari Kiamat. Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan, menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang menyertainya, “Wahai Jibril, siapakah orang-orang yang diinjak-injak tadi?” Jibril menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba.” (lihat Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252).

Minggu, 24 April 2011

MEMANUSIAKAN MANUSIA

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
-       Peserta memahami bahwa manusia adalah makhluq Allah yang dimuliakan.
-       Peserta menyadari akan tugas dan kewajiban kita sebagai makhluq yang  diberi kemuliaan oleh Allah.
-       Peserta menyadari adanya pertanggungjawaban dari manusia atas tugas dan kewajiban yang diamanahkan Allah kepadanya.

PENTINGNYA MAJELIS TA’LIM

Perhatian Islam Terhadap Ilmu
Sahabat-sahabat......Alhamdulillah kita dipertemukan oleh Alloh dalam Forum Kajian Islam atau biasa juga disebut Majelis Ta'lim tempat dim ana kita menambah ilmu, khususnya mengenai "Islam". Bisa juga disebut sebagai Majelis Dzikir dimana kita saling mengingatkan untuk senantiasa ingat Alloh. Atau sering pula dinamakan "Liqo" yang artinya pertemuan, bahkan ada yang menyebut Liqo'ul Ahbab (pertemuan para kekasih). Pertemuan semacam ini adalah pertemuan yang sangat penting dan sangat berharga dalam hidup kita seorang muslim. Walau dihadiri beberapa orang namun Insya Alloh lebih mulia daripada pertemuan yang dihadiri oleh ribuan orang dalam acara yang hura-hura dan sia-sia apalagi nista.

Hadiah

            Anjuran agr saling mendekatkan hati, saling bersaudara, dan mencintai sesame kaum muslimin merupaka satu sisi keindahan Islam.  Islam mensyari’atkan  sarana yang dapat menyebabkan keakraban, mendamaikan, dan menghilangkan kabut hati. Diantara sarana itu adalah saling memberi hadiah ke sesame muslim.

Selasa, 19 April 2011

KISAH BUMI DAN LANGIT

                KISAH BUMI DAN LANGIT

    Adapun terjadinya peristiwa Israk dan Mikraj adalah kerana bumi merasa bangga dengan
langit. Berkata dia kepada langit, "Hai langit, aku lebih baik dari kamu kerana Allah S.W.T.
telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-anaman, beberapa gunung dan lain-lain."

KISAH BERKAT DI SEBALIK MEMBACA BISMILLAH

        Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa memperolok-olokkan isterinya.

Senin, 11 April 2011

KISAH LIMA PERKARA ANEH

    Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah
berkata, ayahku menceritakan bahawa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.

AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT

    Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua
mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an." Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."

Sabtu, 09 April 2011

10 Kesalah Pahaman Tentang Sukses

Kesalahpahaman 1
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain. Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.

10 JENIS ORANG ISLAM YANG KEJAM

Sufyan Atsauri berkata: "Sepuluh macam kekejaman ialah :

1.    Seorang yang berdoa untuk dirinya sendiri,dan tidak mendoakan untuk anak-anaknya dan kaum mukmin.
2.    Seorang yang pandai membaca Al-Quran, tetapi tiap harinya tidak membaca seratus ayat.
3.    Seorang yang masuk masjid lalu keluar dan tidak sholat dua rakaat.

DALAM 7 HARI YANG TELAH LALU DAN MUNGKIN AKAN TERULANG

                           Hari per-1, tahajudku tetinggal
                        Dan aku begitu sibuk akan duniaku
             Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil
        Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib
      Dengan niat kulakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai

6 PERTANYAAN IMAM AL-GHOZALI

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam  Al Ghozali mengajukan 6 pertanyaan.

Tantangan Tahun Pertama Pernikahan

eramuslim - Tahun-tahun pertama perkawinan adalah masa-masa penyesuaian pasangan dalam meleburkan kepentingan dua kepala dan individu menjadi satu kepentingan atas nama bersama. Di masa ini pasangan memiliki persepsi serba positif mengenai konsep pernikahan. Sikap positif thingking menjadi dasar setiap pasangan dalam mewujudkan kehidupan perkawinan yang ideal seperti yang mereka bayangkan.

Wanita Sholehah

Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).

----------

Menguji Ketulusan Suami-Istri Mudah!

                                                       Menguji Ketulusan Suami-Istri, Mudah!

eramuslim - Apa yang dilakukan seorang istri ketika mendapati sang suami menderita sakit? Tentu selain kehendak Allah yang menyembuhkan, obat dari dokter yang membantu penyembuhan, adalah sentuhan hangat dan pelayanan yang tulus dari sang istri-lah yang membuat suami bersemangat untuk kembali sehat.

Hadiah


Hadiah


            Anjuran agr saling mendekatkan hati, saling bersaudara, dan mencintai sesame kaum muslimin merupaka satu sisi keindahan Islam.  Islam mensyari’atkan  sarana yang dapat menyebabkan keakraban, mendamaikan, dan menghilangkan kabut hati. Diantara sarana itu adalah saling memberi hadiah ke sesame muslim.
            Hadiah dapat melakukan apa yang tidak dapat di sampaikan melaui ucapan ataupun permintaan maaf. Ia mampu menghilangka kabut hati, memadamkan api permusuhan, menenangkan kemarahan, dan melenyapkan rasa iri dan kedengkian. Hadiah dapat pula mendatangkan kecinataan dan persahabatan setelah sekian lama tercerai berai.
            Hadiah selalu memberi kesan perdamaian, rasa cinta, dan penghargaaan dari si pemberi kepada yang diberi. Karena itulah Rasulullah SAW menganjurkan agar suka membeeri dan menerima hadiah. Beliau menjelaskan pengaruh hadiah di dalam meraih kecintaan dan kasih saying sesame manusia. “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR. Bukhori)
            Saling memberi hadiah ini, tidak hanya ditinjau dari sisi materi, tetapi lebih kepada nilai maknawinya. Hal ini dapat terlihat dari sabda Rasulullah SAW melaui hadits Abu Hurairoh bahwa beliau bersabda, “Wahai para wanita kaum Muslimin, janganlah ada seorang tetangga meremehkan pemberian tetangganya yang lai sekalipun ia (pemberian tersebut) ujung kuku unta.” (HR. Bukhori). Padahal, apalah artinya kuku.
            Rasulullah SAW memberi permisala menarik yang menunjukan perlunya tawadhu dalam menerima hadiah. “Andaikata aku diundang untuk menyantap makanan (yang berupa0 bagian hasta atau bagian di bawah tumit, niscaya aku penuhi undangan itu. Dan anaikata aku dihadiahi hala yang sama juga niscaya aku menerimanya.” (HR. Bukhori)
            Bila kita renungkan lebih mendalam, apakah Rasulullah SAW masih membutuhka makanan dari orang lain? Beliau diberi makan dan minum oleh Rabnya. Kehidupan para ulama terdahulu juga sarat dengan hikmah. Mereka saling memberi hadiah, sekecil apapun bentuknya. Bahkan, terkadang hanya berupa kurma belum matang, ada yang berupa setangkai bunga mawar, garam tumbukan, maupu hanya sekeddar tetumbuhan yang wangi aromanya.

MEMANUSIAKAN MANUSIA

MEMANUSIAKAN MANUSIA

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
-       Peserta memahami bahwa manusia adalah makhluq Allah yang dimuliakan.
-       Peserta menyadari akan tugas dan kewajiban kita sebagai makhluq yang  diberi kemuliaan oleh Allah.
-       Peserta menyadari adanya pertanggungjawaban dari manusia atas tugas dan kewajiban yang diamanahkan Allah kepadanya.

II.  PENDAHULUAN
                Manusia adalah makhluq ciptaan Allah SWT yang terdiri dari unsur zahir (jasad) dan unsur gaib (ruh/jiwa). Paduan unsur bumi (jasad yang berasal dari tanah) dan langit (ruh) ini menghasilkan satu makhluq yang khas (32:7-10). Manusia memiliki karakteristik yang rumit dan kompleks, dimana didalamnya tergabung unsur kebaikan dan keburukan. Ia dapat meninggi melebihi para Malaikat, namun iapun dapat terjungkal ke jurang paling dasar dalam neraka.
                Karena karakteristiknya yang khas, manusia sulit dimengerti dan dikenali secara utuh, kecuali oleh sang penciptanya sendiri. Banyak ilmuwan yang gagal memahami perilaku dan sifat khas manusia tersebut. Alexis Carrel, penulis buku The Misterious Man mengakui betapa banyak hal yang tidak diketahui tentang manusia, baik yang zahir maupun yang gaib. Ia memaparkan betapa manusia hingga kini masih sulit menghubungkan teori kedokteran dengan fenomena mimpi. Para ahli hingga kinipun belum mampu mengurai zat-zat apa yang menyusun gen hingga dapat membawa sedemikian banyak sifat dan karakter orang tua pada anaknya.
                Sebagian manusia ada yang meraba-raba sifat khas ini, lalu lahirlah berbagai teori tentang manusia. Darwin dengan teori evolusinya (1809-1882) mengatakan bahwa manusia adalah bentuk akhir daripada evolusi hayat, sedang binatang bersel satu sebagai awal evolusi. Dengan demikian Darwin telah menempatkan manusia dalam alam binatang, yang berarti baik akal budi, kesadaran moral maupun agamanya merupakan hasil perkembangan evolusioner.
                Freud dengan teori Psikoanalis-nya menganggap kehadiran manusia di bumi sebatas pada upaya memuaskan nafsu seksualitasnya. Ia berpendapat semua masalah yang menghiasi dan muncul ke permukaan disebabkan terkekangnya nafsu seksual oleh norma dan aturan yang dibuat manusia dan agama.
                Marx (1844) mengangkat bendera sosialisme sebagai wujud dari keyakinan bahwa manusia hanya akan bahagia dengan menguasai alat produksi. Sementara kelompok yang lain mengangkat bendera spiritualisme yang menolak dunia. Mereka berkeyakinan, sumber segala keruwetan hidup berpangkal pada kecintaan dunia. Sehingga mereka menafikan pernikahan, keluarga, mencari nafkah dan bentuk-bentuk aktifitas yang berhubungan dengan duniawi.
                Hasil dari rabaan yang tidak tuntas itu malah membuat manusia makin masuk ke dalam jurang gelap yang mengungkungnya dari cahaya hidayah. Masing-masing kelompok yang mengikuti teori rabaan tersebut kian jauh dari fitrahnya yang hanif. Sehingga lahirlah generasi sesat yang mewarnai kehidupan dengan segala kerusakannya.
                Tentu saja hanya Islam yang berhasil menyingkap hakekat kemanusiaan manusia secara utuh dan benar. Untuk itu pembahasan di bawah ini akan mencoba mengungkapkan tentang hakekat keberadaan manusia tersebut, termasuk misi yang diembannya di dunia.

III. HAKEKAT  MANUSIA

                Ta'rif / definisi manusia adalah makhluq yang terdiri dari ruh dan jasad yang dimuliakan dengan tugas ibadah dan berkedudukan sebagai kholifah serta pemimpin di bumi.
1. Manusia Sebagai Makhluq Allah SWT
                Sebagai makhluq , manusia secara fithrah memiliki beberapa kelemahan yang memang manusiawi. Seperti, manusia adalah makhluq yang lemah (dhoif), baik fisik maupun batin (4:28). Disamping itu manusia memang diciptakan dalam keadaan bersusah payah (90:4);juga manusia bersifat zalim dan bodoh/jahil (33:72), sehingga dalam hadist Rasul, digambarkan sebagai tempat salah dan lupa. Apalagi jika dibandingkan dengan ke-Maha Tahu-an dan Ilmu Allah , maka ilmu manusia hanyalah setetes air dibanding seluruh samudra.
                Sebagai Pencipta dan Pemilik seluruh alam semesta (termasuk manusia) tentu saja Allah Maha Kaya, sedang manusia amatlah faqir dan senantiasa tergantung pada rahmat dan pertolongan Allah. Sayangnya manusia juga punya sifat suka membantah (18:54), disamping berkeluh kesah (jazu'a) dan kikir (Manu'a). Ketika menerima nikmat jarang bersyukur, sedang ketika datang bala (cobaan) amat mudah berkeluh kesah (70:19-21).
                Di ayat Al  Qur'an yang lain Allah mengomentari sifat manusia yang sering berbuat tergesa-gesa ('ajula) hingga banyak memutuskan sesuatu tanpa perimbangan yang matang (17:11 dan 21:37). Juga manusia sering ingkar kepada Rabbnya (100:6).
Kelemahan-kelemahan di atas tidak seharusnya menjadikan manusia berputus asa dan menyerah pada keinginan hawa nafsunya. Dalam hal ini, segalanya tergantung kepada manusia itu sendiri. Jika ia memanfaatkan potensi dirinya untuk kebaikan, maka dia akan menjadi manusia yang baik dan selamat. Sebaliknya bila sifat negatif  ini yang terus diikuti , niscaya ia jatuh ke dalam jurang kehinaan dan kenistaan.

2. Keistimewaan  Manusia
                Diantara makhluq ciptaan Allah yang sekian banyak jumlahnya , manusia adalah makhluq yang terbebani dengan tugas dan beban yang amat berat , dimana tak satupun makhluq lain yang sanggup mendapatkan amanah seberat itu. Agar ia mampu mengemban amanah tersebut , manusia dikaruniai beberapa kelebihan dibanding makhluq Allah yang lain, dalam berbagai segi.
                Dari segi penciptaannya, manusia adalah sebaik-baik penciptaan/ahsanuttaqwim (95:4). Misalnya ; organ tubuh manusia dibandingkan makhluq yang lain semua serba lebih sempurna kreasinya. Apalagi dalam proses penciptaannya telah ditiupkan ruh (32 : 7-10) yang menandai dominasi unsur samawi / langit pada diri manusia yang mengangkatnya ke derajat yang yang tinggi. Juga manusia adalah satu-satunya makhluq yang bisa menyerap ilmu dan mengembangkannya.  Allah yang Maha Berilmu telah menetapkan dan mengajarkan ilmu-ilmu khusus kepada manusia (2:31 / 96:50).
                Keistimewaan yang lain adalah kemampuan manusia berbicara dengan berbagai macam bahasa dan sarana , termasuk menirukan bunyi-bunyian alam dan binatang (55:1-4). Allah juga telah mengaruniakan lidah dan dua bibir agar manusia bisa berbicara (90:8-9).
                Diantara makhluq-Nya yang lain , Allahpun memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia , yaitu sebagai pemimpin, sehingga manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan hidupnya (2:29 / 31:20). Segala yang ada di alam ini telah disediakan untuk kepentingan manusia, karena memang manusialah yang bertugas memakmurkan bumi (11:61). Untuk itu manusia dibekali kemampuan akal, dengannya dapat berfikir, melakukan pengamatan dan menyimpulkan. Manusia juga berkembang daya intuisi dan imajinasinya , bisa mengkhayalkan sesuatu yang belum pernah terjadi. Akalnya berkembang menjadi sarana berkembangnya ilmu dan teknologi, sedang kemampuan imajinasinya mengembangkan kreatifitas manusia dalam berkarya.
                Allah yang memberikan kebebasan berkehendak / iradah kepada manusia (76:3). Ia bisa memillih jalan yang baik, bisa pula memilih jalan yang sesat. Sekedar ilmu, belum tentu bisa mengarahkan kepada kabaikan, yang bisa mengarahkan kepada kabaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat, yang itu tidak lain adalah adanya petunjuk dari Allah yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasul (Hadist) sebagai rujukan, pedoman agar manusia tidak salah dalam memilih dan melangkah karena sudah ada patokan yang jelas dalam tuntunan Allah tersebut. Bisa jadi orang sudah memiliki ilmu tentang balasan surga dan neraka, namun ia tidak bisa menjadi baik hanya karena ilmunya, tanpa dibarengi dengan kehendak yang kuat untuk menjadikan dirinya baik. Manusiapun memiliki tendensi moral tersendiri, yang membuatnya memiliki peluang untuk "dibentuk" menjadi baik ataupun buruk. Bahkan ia juga bisa berperan ganda sebagaimana orang munafiq-satu sisi ia kelihatan baik, namun ternyata ia adalah orang yang berbuat jahat.
                Berbagai macam sifat dan sikap bisa dimiliki manusia sekaligus. Tampak betul dari segi ini manusia memang berbeda dengan binatang. Binatang sulit atau malah tidak bisa dibentuk dengan sifat dan karakter yang bermacam-macam padanya. Sebab ia tidak memiliki kelengkapan tendensi/kecenderungan yang memungkinkan untuk bisa bersifat "menjadi", seperti menjadi baik atau menjadi buruk.
                Demikianlah antara lain keistimewaan manusia dibandingkan makhluq ciptaan Allah yang lain. Namun Al Qur'an juga menginformasikan dengan gaya metafora bahwa dengan segala kelebihannya itu masih ada manusia yang berperilaku seperti Binatang (7:179), seperti Kera dan Babi (5:60), dan seperti Anjing (7:176). Dalam ayat lain Allah menggambarkan sekelompok manusia yang berperilaku seperti keledai (62:5) atau seperti batu yang tidak dapat menerima aliran Hidayah Allah (2:74). Dengan demikian , keistimewaan manusia penuh dengan konsekwensi yang menyertai misi keberadaannya di muka bumi ini, yang jika ia keliru mengambil jalan hidup , bisa membawanya ke derajad yang lebih rendah ketimbang binatang sekalipun.

3. Misi Yang Diemban Manusia
                Tugas yang diemban manusia di muka bumi ini pada dasarnya ada dua, yakni tugas ibadah dan sebagai khalifah. Keduanya merupakan tugas yang besar, berbarengan dengan misi penciptaan manusia itu sendiri. Sungguh, kehadiran manusia di muka bumi ini tidak untuk main-main dan sendau gurau, tapi dengan satu kepastian arah serta tujuan (23:115 / 75:36). Tugas manusia memang tidaklah ringan , terbukti tak satupun makhluq berani mananggungnya (33:72).


a. Tugas Ibadah
                Manusia diciptakan agar beribadah kepada Allah semata-mata (51:56). Ibadah adalah segala amal (perbuatan) manusia yang semata-mata diniatkan untuk Allah dan sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh-Nya. Sedangkan hakekat ibadah adalah ketaatan dan ketundukan yang mutlak kepada Allah SWT. Oleh karena itu, segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena ketaatan dan ketundukannya kepada Allah adalah ibadah.
                Adapun ibadah dalam pengertian khusus adalah pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana telah dicontohkan sendiri oleh Rasulullah SAW, seperti Shalat, Zakat, Haji, Puasa Ramadhan dsb. Ibadah dalam pengertian khusus ini tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi dari ketentuan dan contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW.
                Manusia terikat mutlaq dengan Allah , sebab pada hakekatnya manusia hanyalah seorang hamba / budak, yang tidak lagi memiliki kemerdekaan. Segala sesuatu yang ia miliki pada dasarnya pemberian dan milik Allah, termasuk jasad dan ruhnya sekaligus. Dengan demikian wajarlah jika Allah menuntut kepada manusia untuk melakukan penyembahan atau peribadatan total kepada-Nya (2:21).
b. Tugas Khalifah
                Allah SWT berfirman : "Ingatlah ketika Rabb berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi " (2:30).
                Makna khalifah disini adalah menggantikan dan untuk memberikan penghormatan kepada yang mengggantikan , jadi bukan dalam pengertian menggantikan karena tidak adanya sesuatu. Dengan demikian , khalifah yang dimaksudkan adalah pengangkatan dari Allah untuk manusia di bumi ini sebagai suatu penghormatan kepada-Nya (35:39).
                Dalam ayat lain Allah memberikan kepercayaan kepada manusia sebagai penguasa bumi / khulafa'ul ardhi (27:62). Yang dimaksud dengan penguasa bumi tersebut adalah khalifah yang dijanjikan dan dinantikan untuk ummat yang menerima seruan da'wah Nabi SAW (24:55).
                Tugas yang diemban manusia berkaitan dengan kekhalifahan ini amat berat. Syarat utamanya adalah beriman dan beramal saleh. Mereka memimpin peradaban di bumi ini dengan jalan menegakkan syariat secara adil, kemudian memakmurkan bumi Allah berdasarkan syariat tersebut. Tentu saja manusia yang diangkat sebagai pemimpin (khalifah) tersebut bukan berfungsi sebagai penguasa mutlaq, dan harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya, bukan atas kemauan sendiri.
                Tugas kekhalifahan ini berhubungan erat dengan tugas yang pertama, yakni ibadah (penyembahan). Kekhalifahan dimaksudkan untuk tegaknya "ubudiyah" secara total.Oleh karenanya , tugas mengemban syariat Allah di muka bumi serta pemakmuran bumi senantiasa terkait dengan pengabdian Allah secara mutlaq. Dan kedua tugas tersebut kelak akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah atas pelaksanaan tugas-tugas tersebut.

4. Kebebasan dan Pertanggung-jawaban Manusia
                Walaupun sudah dibebani tugas ibadah dan khalifah, tetapi manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk melaksanakan ataupun tidak melaksanakan tugas tersebut. Allah sudah memberikan dua jalan, yakni jalan kebenaran dan jalan kebatilan (90:10) , terserah manusia mau memilih yang mana. Juga Allah sudah memberi petunjuk jalan yang benar, jalan yang lurus, terserah manusia mau mengikuti atau tidak (76:3) . Namun semua pilihan itu memiliki konsekwensi masing-masing. Apakah manusia memilih kebaikan atau ke arah yang buruk, semua akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah (17:36).
                Dalam diri manusia senantiasa terjadi pergumulan antara tarikan ke arah kebaikan dan tarikan ke arah keburukan (35:32). Ada kelompok yang mampu memunculkan Al Mukhlikat (sifat dan karakter yang terpuji) dan memendam Al Munjiyat  (sifat dan karakter tercela). Mereka lebih banyak kebaikannya disebabkan ia lebih mengikuti ajakan kebenaran (sabiqun bil khairat) . Mereka inilah yang menempatkan jiwa di atas hawa nafsu, lebih menuruti bisikan hati yang hanif. Inilah jiwa yang Allah juluki nafsul Muthma'innah (jiwa yang tenang) yang selalu berdzikir pada Rabbnya (89:27 / 13:28) .
                Ada pula kelompok manusia yang selalu berada di antara dua kutub kebaikan dan keburukan, kadang menang tarikan kebaikan, kadang menang tarikan keburukan (muqtashidun) . Inilah jiwa yang selalu menyesali dirinya (nafsul lawwamah).
                Ada manusia yang terkalahkan oleh hawa nafsunya sehingga banyak melakukan keburukan (dzalimun linafsihi). Mereka mambutatulikan panggilan fithrahnya dan selalu menuruti nafsu yang menyuruhnya berbuat kejahatan (nafsul amarah), sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an (12:53).
                Dengan dua sisi yang berbeda secara diametral ini, manusia dituntut untuk benar dalam menentukan pilihan kehidupan di dunia ini, agar nanti di akhirat bisa mempertanggungjawabkan di sisi Allah. Manusia yang menang, yang berhasil mengemban misi yang diamanahkan kepadanya, dengan taufiq Allah, kelak akan mendapat balasan yang lebih baik di sisi Allah, yaitu kenikmatan Surga/Jannah (18:107-108) . Sedangkan manusia yang kalah, yang tersesar dan tak mau mengikuti jalan kebenaran yang ditentukan-Nya, harus menanggung konsekwensi yang berat yaitu mendapat siksa di neraka jahannam (18:104-106).

IV. KESIMPULAN  DAN  PENUTUP
                Manusia adalah makhluq ciptaan Allah yang terdiri dari ruh dan jasad, dan dimuliakan dengan tugas ibadah dan khalifah di muka bumi. Akibat amanah yang diembannya itu, logis jika manusia dilengkapi dengan sifat-sifat keistimewaan dan indera khusus yang tidak dimiliki oleh makhluq lain yang memungkinkan bisa melakukan amanah tersebut dengan baik dan sempurna. Dan untuk itu pula dia harus mempertanggungjawabkan di hadapan Allah atas segala apa yang telah dilakukan selama di dunia. Satu-persatu perbuatannya akan dihisab, bagaimana pelaksanaan misi ibadah dan kekhalifahan itu ditegakkan.
                Bila ia memilih jalan kebaikan dan menegakkan nilai-nilai Allah di muka bumi maka balasannya adalah surga Allah dan bila ia lebih mementingkan hawa nafsu daripada hidayah maka dia harus mempertanggungjawabkannya yaitu mendapat siksa dan murka Allah di hari Akhirat kelak yakni di Neraka.
                Dengan mengerti kondisi semacam ini kita manusia yang memiliki akal fikiran dan telah diturunkan kepada manusia yaitu Al Qur'an dan Hadist maka tidak ada pilihan lain bagi kita manusia kecuali menegakkan nilai-nilai kemanusiaan manusia sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mudah-mudahan kita bisa termasuk dari hamba-hambanya yang bisa selamat di dunia dan Akhirat.